Tuesday, April 13, 2010

Terusir Hukum Rimba

By; LKS

Sauh TKI di negeri berantah
Ruci berlayar bukan benci
Sumpah terusir hukum serapah
Guci kosong niat isi suci

Darah negeri dicocor lintah
Laci negeri dirampok banci
Petuah palsu mau muntah
Cuci para pengecut dan kunci!

Mendapat dua bait puisi dari temen di seperantauan daeng Kasman, kedua alis saya sampai hampir bertemu agar bisa menelaah makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Ku pikir tinggi juga daya puisitismenya sampai aku bingung sendiri mengartikan maknanya.

Namun setelah ditelaah berulangkali, baru saya menyimpulkan sendiri itupun dengan pengertian sendiri, entah betul apa tidak sesuai dengan maksud sang pengarang.

Dua bait puisi diatas seolah-olah menampar pipiku kanan kiri atau mungkin juga Bapak-Bapak ku di negeri antah berantah. Sehingga kami dan teman-teman kocar-kacir dari negeri sendiri untuk mencari sesuap nasi dinegeri orang. Betulkah laci negeri dirampok banci?

Kutanya jiwaku dengan tegar, dan jawabnya bahwa ku disini bukanlah karena tak ada idealisme ataupun integrity untuk negaraku, namun ku disini buat sang penyejuk-penyejuk jiwa, agar mereka tak lara.
Sehingga suatu saat nanti saat tiba saatnya, saat banci sang perampok tertangkap, sehingga nugara tercuci dara kotoran-kotoran sang terlaknat, mereka bisa kembali kepangkuan ibu pertiwi, mereka bisa menuai kembali kedigjayaan tempo dulu.

Kuharap, perakus-perakus dan penindas ibu pertiwi akan musnah sekejap mata, hilang beserta kesombongan dan keserakahannya.

Suatu saat nanti

Johor, 14 April 2010

Saturday, April 3, 2010

Menelusuri Dunia Maya

Adventure ke gunung gunung adalah hobby-ku, mendaki ke bukit-bukit adalah kesenanganku dan menjelajah adalah keinginanku. Semua itu kulakukan hanya untuk mengetahui dunia lain dari sisi kita. Itulah manusia yang selalu penasaran atas sesuatu yang belum tahu.


Namun hal itu sekarang bisa dilakukan hanya dengan duduk manis dikursi! ya melalui dunia maya alias internet! kita tinggal menelusuri apapun yang tidak dan belum kita ketahui. Itulah yang dilakukan si Ndul sekarang ini tanpa menghabiskan waktu hanya sekedar ingin mengetahui satu pokok persoalan.

Infinity!
Dalam menelusuri dunia maya internet ternyata banyak sekali barokah dan manfaat yang didapat, terutama dalam hal memperluas wawasan dan memperdalam ilmu. Banyak sudah informasi yang sudah didapatkan hasil dari browsing dan surfing di internet. Ternyata ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah dulu sangat cetek, tidak ada apa-apanya. tidak sebanding dengan luasnya dunia yang akan dihadapi, begitu luas terbentang tak berbatas.

Internet, ya dengan mu lah aku bisa surfing, browsing maupun chatting. Itulah yang bisa ku lakukan untuk melihat dunia, karena kerjaku cuma duduk.

Menerima surat, bertemu dengan teman-teman lama, bersembang dengan teman-teman yang berjarak ribuan kilometer bahkan ber amar ma'ruf nahi munkar. Tentunya dengan dana yang sangat minim.

Alhamdulillah, terimakasih atas akal yang diberikan Alloh kepada hambanya sehingga manusia bisa menciptakan teknologi yang canggih ini. Dunia serasa dekat dengan teknologi internet ini.

Namun sayang, pada saat ini, pelayanan internet masih terbatas dikota-kota saja, sedangkan di kampung-kampung kelahiranku masih sedikit yang bisa menikmatinya. Akhirnya Ndul masih belum bisa menyambungkan silaturahmi dengan saudara-saudara yang berada nun jauh disana dengan internet.

Ndul baru bisa berkomunikasi hanya dengan hape saja yang charge nya sangat mahal karena mahalnya tariff internasional call dari di sini.

Namun Ndul selalu berdoa mudah-mudahan internet masuk desa bisa terlaksana sebagai mana listrik masuk desa ketika dulu.

Dengan internet, akhirnya temen-temen yang udah bertahun-tahun bahkan yang udah puluhan tahun tak bertemu akhirnya disambungkan oleh dunia maya ini. Temen-temen semasa  kuliah dulu, temen-temen STM bahkan temen-temen SMP dan SD ku dulu akhirnya berkumpul dalam satu komunitas.
Kini kami tak merasakan perpisahan lagi walaupun ratusan kilometer kami terpisah, kini Ndul tak merasa di negeri orang lagi karena tiap hari bisa bertemu dan ngobrol dengan  teman-teman sekolahku dulu.

Dengan ilmu, kini Ndul tak merasa lagi jauh dengan ulama, karena disini kita bisa bertemu, karena di internet Ndul masih menyerap ilmu-ilmunya. Ndul masih bisa mendengar fatwa-fatwanya. Kejahilan Ndul dulu yang selalu membeo alias taklid sudah ditinggalkan. Karena kini sudah bertemu dengan ulama yang linuhung sebagai kelanjutan warisan para nabi.

Dengan pengetahuan pula, berbagai macam ilmu-ilmu amaliah semuanya ada di sini. tinggal telusuri ke mang google, atau om wiki, semua informasi ini langsung  tersedia. dan perlu jadi catatan bahwa kedua "mamang" tadi tidak akan pelit terhadap ilmu yang digenggamnya selagi ilmu pengetahuan itu ada padanya.

Seandainya Internet sudah ada sejak jaman dulu, insya Alloh Ndul tidak akan kebingungan lagi untuk mencari informasi dan mencari koran bekas dan majalah untuk sekedar membuat klipping tugas dari pak guru. dan tidak kesusahan hanya sekedar menyusun artikel untuk Mading sekolah.

Kini, internet telah menjadi kebutuhan dikeluargaku, termasuk anak ku yang paling besar yang sekarang ini baru berumur 5 tahun. Dengan internet inilah dia berinteraksi dengan ilmu. Belajar membaca, belajar mengaji, belajar bahasa inggris, belajar bahasa Arab, belajar science dan belajar yang lainnya. semua itu bisa dilihat di internet dalam format multimedia. Bahkan anak yang paling kecil yang baru berumur 5 bulan pun udah mulai tertular. Lha dallaahhh...
Serius bettul de Ninda?

Maka sudah tidak heran jika anak-anak jaman sekarang sudah pintar apa-apa sebelum masuk sekolah SD, sudah bisa membaca, menulis, berhitung, bahkan bisa bahasa Inggris dan Arab yang kemampuannya bahasanya sebanding dengan anak SMP pada 20tahun yang lalu.

Namun harus selalu diakui, bahwa disetiap kebaikan pasti ada kejelekan, disetiap kelebihan pasti ada kekurangan, disetiap gelap pasti ada terang, jangan heran karena semua ini sudah qadarullah nya sang pencipta, semua diciptakan berpasang-pasangan.

Kebebasan internet, telah memberi warna segalanya dalam dunia baik maya ataupun nyata. Jika kita tidak mengawasi anak-anak kita dalam kebebasan ber-internet kini maka kehancuran sudah menunggu keluarga kita selanjutnya. Maka bimbinglah keluarga kita agar ada dijalan yang benar dalam ber-internet.


Internet oh internet!
Terima kasih internet!
Kutunggu teknologi selanjutnya agar dunia terasa lebih dekat lagi.